Lalu “obat” apa yang murah meriah itu? BUNCIS. Ya, tepat. Tanaman yang buahnya mirip kacang panjang, tapi lebih pendek dan gemuk itu ternyata mampu mengobati penyakit diabetes melitus.
Hal tersebut terungkap dalam disertasi Yayuk Andayani,
yang telah mempresentasikan penelitiannya berjudul “Mekanisme Aktivitas
Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus Diabetes dan Identifikasi
Komponen Aktif” untuk memperoleh gelar doktor di kampus Institut
Pertanian Bogor (IPB) Darmaga, beberapa waktu lalu.
Dalam penelitiannya, Yayuk menggunakan tikus putih
sebagai binatang percobaan.Tikus putih berusia tiga bulan itu oleh Yayuk
diberi perlakuan induksi diabetes. Artinya, “dengan sengaja” si tikus
putih dibuat mengidap diabetes melitus. Sebelum diinjeksi dengan
diabetes, tikus tersebut telah diberi ekstrak buncis. Ternyata dalam
waktu 30 menit setelah “dengan sengaja” dibuat menderita diabetes,
tekanan gula darah tikus-tikus percobaan kembali normal, tanpa mengalami
penurunan pada tingkat hipoglikemik (dibawah kadar gula normal-red.).
Timbul pertanyaan, apa sih “kesaktian” buncis sehingga hanya dalam
waktu setengah jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas
normal. Berdasar analisis Yayuk, di dalam buncis terkandung zat yang
dinamakan “B-sitosterol dan stigmasterol”.Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuh yang dinamakan pankreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus bila pankreas hanya sedikit menghasilkan insulin atau tidak mampu memproduksi sama sekali. Ternyata dua zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulinnya.
Selain dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak buncis terkandung karbohidrat 7,81 persen, lemak 0,28 persen, protein 1,77 persen, serat kasar 2,07 persen, dan kadar abu 0,32 persen. Bagi dunia kedokteran dan farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa dijadikan referensi untuk membuat obat diabetes dengan mengekstrak buncis. Tentunya banyak keuntungan yang diperoleh, terutama bagi masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah dan mudah didapat dengan banyaknya bahan yang tersedia.
Bagi masyarakat, terobosan Yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu. Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula dalam darah bisa turun. Pengolahannya pun tidak sembarangan. Manfaat buncis lebih terasa bila dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng, dengan tambahan daging, tentunya sama saja. Berbahagialah mereka yang kerap makan lalapan buncis. Ternyata selain manis, buncis juga bisa mencegah dan menghilangkan penyakit kencing manis. Mau
makasi bwad info
BalasHapus(y)
BalasHapussippp :)
BalasHapus